Posts

Baring

Bisakah kaubaring di sisi aku malam ini? Biar tidak rapat asalkan dekat Biar detak jantungku menjadi laju Biar rentaknya membuai aku tidur Biar retaknya jiwa terpulih dikambus Biar renungmu memujukku terus Bisakah kaubaring di sisi aku sampai pagi? Biar hembus nafasmu menghangat malam Biar terus lenyap dingin hawa dan jiwa Biar cepat baik luka hati terpendam Biar sampai terlelap wajahmu kutatap Biar sampai kauhadir dalam mimpi Biar sampai angau hilang igau Biar sampai aku percaya Kau memerlukanku Sebagaimana aku Marilah sayang Baring di sisi

Status

Aku duduk termenung lagi di depan PC. Sesekali jari-jemari kekok menekan papan kekunci. Cukup satu dua ayat, tangan kanan pantas saja menekan ' delete '. Kosong semula. Hanya tinggal ' cursor' berkelip-kelip di penjuru kiri. Mengejek mencabar aku memasukkan input. Ini bodoh. Sudah dua-tiga malam aku cuba menulis. Terlampau banyak idea dan rasa yang meminta diluahkan ke atas ruang putih ini. Tapi satu pun tak menjadi. Celaka. Tangan kanan rasa gatal lagi mahu menekan 'delete'. Okay, biar aku cuba sekali lagi. *** Petang tadi aku menatal newsfeed Facebook. Entah kenapa, semenjak dua menjak ini Facebook rajin benar mengungkit status lama aku. Mark, if you're reading this, I'm not too thrilled with this new feature. 360 degrees videos sure are cool but this is not. Tapi sebab confirm kau tak baca, aku nak cakap yang aku tak suka Yahudi. Tetiba. Tapi itulah, hidup dalam tahun-tahun pasca-Friendster dan pra-Twitter, semua yang terfikir dilua...

Of Nebulae, Stars and The Sun - Part I

I wrote two drafts about you. Two. And as 'draft' is defined, they remain as drafts. But why they remain so, why I didn't publish them is not the problem here. The problem is why did I ever write about you. But it is as much a problem as eating too much of chocolate is a problem. It's dangerous, but I like it *smack lips* I can't tell for sure when did I fell for you. If I try to, sure, I would figure it out but the point is I was in denial the whole time. Why I was in denial, that I can answer. At first, you were just a colleague at least, a friend at most. And as with the nature of our workplace, people come and go at the rate of a passing train.You were just a number in a crowd. You were just another people who would finally had enough of the bs and resign. A blip if I paid attention, a blur if I didn't.  But you were a blip. Right off the bat, you were walled out by me. Why would I invest too much in someone that would leave at the call of ...

Malam Kita Terakhir

Berhenti merenung aku berhenti Dengan anak matamu yang terselit simpati Jika hasratmu untuk pergi Sepasti matinya hati yang segenggam ini Pergi saja pergi Apa lagi yang kautunggu apa Jika jauh dari aku sudah lama kau cuba Apalah jarak ini yang tidak sedepa Tak mengubat hanya menambah luka Berlarilah kau jauh berlari Biar aku sendiri berdiri dalam renyai ini Memasung lengan di penghamparan kecewa Melutut di dalam lecah dan basah Jangan kau endah aku memekik meluah amarah Bulatkan hasratmu jangan sekali berani kau perlahankan kaki   Tak mahu aku menoleh melihat langkahmu pergi menderap Hilanglah terus lenyap dalam malam yang pekat menggelap Biar dingin air langit ini menghapus memori kehangatan Sewaktu pertama jemari mu menyentuh aku dalam kelam malam Biar diselubung aku gemuruh awan hitam dicucuh petir langit meruntuh  Biar aku dan esak tangis aku tenggelam dalam guruh Biar telinga ini tidak terdengar lagi suaramu ketawa berseloroh ...

Boneka dan Pentas

Kita benar sekadar boneka Yang mengidam lepas bebas merdeka Bila dikerat putus tali yang mengikat Melemahlah kaki melembiklah lengan Tersengkek panduan menyeret langkahan Terbungkam telapak tak terangkat tangan Tak terlarat kudrat nafas tersekat Tertunduk kepala merunduk malu Tersesal hiba terjelepuk layu Pentas nan sejengkal Hanya dipingin akal yang dangkal Mahu dirisik dimilik Mahu dipeluk ditakluk Sungguh kalau ditilik kan nampak jelik Seburuk binaan rebutan makhluk Jadi hinaan malaikat dan syaitan Jadi bahan ketawaan Tuhan Hah!

Cinta/Rindu

Cinta itu seksa yang diminta.  Biar perit hati menjerit, masih jerih dipinta dicari.  Memekik harap, meminta raga,  Melilit jasad, meronta jiwa, Mencekik waras, menyesak dada. Rindu itu sakit yang ditahan. Bagai berlari tak berhenti, tiada mula tak nampak akhiran. Mengelak lopak, meneroka jalan, Meranduk lumpur, terus ke depan, Tersadung bangkit, terduduk jangan. Yang mencinta dicinta saling menyeksa terseksa, Yang merindu dirindu saling menyakit tersakiti. Aku dan engkau, Menyeksa dan terseksa, Menyakit dan tersakiti.

Yours Forever

You make me feel beautiful Most mundane things become so playful When you act all so busy and thoughtful I'd lock our toes under the table And you’d give your best face at being disdainful Well, almost Until you’d break your character And your stifled smile now a burst of laughter And you can now be sure That I am yours forever And like little kids on a little adventure We’d never go sick of being together We’d see beauty in the littlest things We’d laugh at the silliest things And I know you’re the happiest When you steal a few glances And timidly touch my fingers And I will hold you a bit longer Because I am yours forever