Posts

Orbiter Habiter

I’m an orbiter, Perpetually falling for you, Into you, But not quite. An imaginary string between us two, Tethering me to you. Close enough to keep me hovering for more, Far enough to keep me wondering what for. I’m just one of your orbiters, Among countless other, Waiting for my shot, To shine a light into your sight, Pulling a tide in your cruel heart. This habit of rotating and gyrating, Used to be nauseating but exhilarating, Now it’s numbingly painless as it is pointless. Used and useless, That’s all my worth I can say, Like an old dried out rag if you may. It’s time to cut the string. It’s time to end the wondering, Oh yes yes, you were a wonder, You’re great but I guess that’s it? Hope I’ll see you again, never. I was your orbiter, Perpetually falling for you, Into you, But not quite, no more, Because it’s not alright, not anymore.

A Fool, A Coward

Since you’re here Sky’s a lot bluer Sun’s shining a little brighter Even water tastes a little sweeter I caught myself smiling Laughing at the possibilities At the thought of spending Our life together, in eternity But shy’s a bad colour I need to man up, yes These words, you need to hear Or it won’t matter I wish I knew how to tell All this without sounding like a fool I’d bend over backwards I’d take the lowest limbo stick But I'm such a coward I’m hopeless like a bimbo driving stick I have nothing to offer But my forever And forever's a long time. I wish I can hear your thoughts That this is not for naught And I wish you can hear mine, That I want you to be mine God, I wish you’re mine.

Satu Pagi

Detap hujan menjadi derap Kadang dentam kadang denting Menghentam hunjam atap zink Dan ini ialah bicara hati dini satu pagi Aku masih mencuba menulis Sejujurnya menulis Tanpa mencuba menjadi puitis Tapi entahlah Semuanya kecamuk Berantakan bagai dilanda amuk Tak tergores ayat Tak tercalit dakwat Rasa ini seakan sekat Ditelan perit diluah sakit Terlalu banyak rasa untuk disusun menjadi kata Terlalu kompleks runtun jiwa tak terjemah menjadi bahasa Terlalu rumit untuk dikisahkan mana subjek mana predikat Terlalu sedikit peribahasa terlalu banyak peristiwa Biarlah carca marba prosa ini Menjadi seperti simile Puisi ini metafora hati Simpulan bahasa bagi simpulan kata yang mati Dan ini masih bicara hati dini satu pagi Walau hujan sudah pun berhenti

Samsara Laut

Deraman enjin diesel mencakar papan yang lembab. Disentap sauh yang melangut di ujung kapal, dicampak di tengah laut, di bawah lindungan astral. Enjin dimatikan, deram jadi batuk, batuk jadi dehem. Kemudian senyap. Telinga semacam dipekap tiada-bunyi, sengap terlampau sunyi. Berlabuhlah aku di lebuh nautika, melempar perambut di lantai samudera, diam makhluk laut mencari suaka. Dan aku? Aku datang mencari suara. Dibalut lembut henjutan laut, diserkup langit kosong bebintang tak dijemput. Sedangkan bulan juga digerhana awan, pudarlah wajahmu dari ingatan, saat buruj tidak terjahit terlihatkan. Sebegitu sekali hebatnya kesilapan diri, menjenguk pun tidak layak. Kemaafan apa aku perlu lafazkan, sesalan apa yang harusku hafazkan, barulah engkau mahu menerobos tembus dari balik awan menyinar serba mulus, lagi terang dari sang badrus. Kalau harus aku menyelam ke lurah hatimu, sedalam mana baru kanku temu pengampunan? Di balik kubu yang kaubina dari rencam rasa yang engk...

The Crossroad

I feel like I finally reached the crossroad that I dread. With each step, my heart sank a little more. The heaviness is not in my feet, but rather, in my chest. All the stops that I took did nothing more than just delaying the inevitable. All the detours always, always lead me back to this. The other day someone asked me how old I am? And I hesitated. No, not because I'm afraid to reveal how old I am, because it's pretty evident that I look my age, there's just no point lying. Right hand to God, at that time I forgot my age! So my head did a little calculation and I just realized that I'm freakin 27 going 28. Not caring about your age might seem romantic, but that is only true if you're living your life knowing what you want. And I'm not. What is my accomplishment so far? I don't have my own car (and it's killing me). I'm not in anyway close to owning a house, heck I don't even rent one because I'm living in a subsidized company house ...

Bulu Hidung

Image
Engkau bagai bulu hidung, Diam tersorok, meliuk-lentok, Tabah engkau di dalam gelap, Perlahan kau tumbuh, tetapi aduh, begitu pasti begitu ampuh. Kadang hangat engkau dihembus udara utara, Kemudian dingin disapa sepoi selatan, Ada ketika dilanda banjir masin, Ada kala dibenam lumpur, menggelupur Terpisat-pisat engkau cuba bangkit Dari kerak hijau melekit. Engkau bagai bulu hidung, Perlahan-lahan engkau melolos diri dari gua yang memenjara, Apalah kiranya dipotong direntap dicarik ditarik, Bahkan setimpal semuanya demi seketika merdeka. Tidak. Tidak akan sesekali engkau berhenti menjadi subur, Yakinlah dari cambahanmu engkau melunjur, Biar di tangan manusia engkau berkubur, Rentaplah! Biar tercabut dari umbi yang mengakar, Tetap bangkit walau bumi henti berputar, Dari pintu dua gua terperongo, Ayuh jengahlah engkau keluar!

Sang Pengejar

Aku mengejar engkau dikejar, Begitulah. Perlu ada cerita sebelum mahu bicara, Harus ada agenda sebelum berjumpa, Kena ditetapkan mana dan bila, Dikira-kira ongkosnya. Tanpa kita sedar, tali merah yang disimpul pada pasak hati kita, Kini boleh dinilai dengan wang ringgit. Dan tanpa aku sedar, aku menyumpah pada Tuhan yang mencampak kita, Terpisah masa dan ruang yang semakin menjurang tapi semakin menghimpit. Bukan salah sesiapa. Bahkan lumrah, qada dan qadar. Aku mengejar engkau dikejar. Begitulah.