Posts

Showing posts from September, 2016

Bipolar

Adakah itu kemaafanmu? Adakah redup pandangmu, dan nipis senyum di bujur wajahmu itu satu pengampunan? Andai benar itu ajakanmu untuk kembali damai, kenapa hati ini dicakar gusar? Mengapa senda guraumu membuat aku tertunduk malu? Malu pada dosa yang lebih mudah bagi engkau dari aku untuk maafi. Ironi bila dikenang luluh kecai hati ini bila aku dihukum dengan tidak-endah. Aku bagai orang dungu, mahu menyauk kering laut kemarahan dengan bakul rotan. Bila aku  mahu merangkul engkau jangan pergi, yang aku kaup hanya ruh kenangan yang silam, yang engkau tinggalkan buat menghantui malam-malam aku bermenung. Kejam. Dan kini bila sudah reda marah ditangis masa, engkau bersedia salamku disambut, aku pula menjadi takut. Tiada kemaafan yang mudah, aku tahu itu. Bundar pandangmu, lengkuk senyummu, canda guraumu semua itu payah bagimu, aku tahu itu. Tapi rasanya belum setimpal lagi, tak layak kiranya untuk aku bersandar di pangkal pohon persahabatan kita. Pohon yang aku cuba bakar, tidakk

Kawan

Image
Malam ini, aku akan hilang seorang kawan yang hidupnya dulu seputar buku, lagu, dan secawan teh. Pergi b ukanlah selamanya, beberapa hari dan malam cuma.  Pergi menakluk puncak nan tiga, kalau ada izin Tuhan. Entah hati ini mengapa terasa berat. Semacam dengan kembara yang kali ini, lengkap terjawab soala n-soalan yang tiada hati untuk aku ucap: Adakah engkau mengharap belas, perhatian, dan kasih dari yang lain? Dari mereka yang tidak satu tahun engkau kenal? Dari mereka yang tidak satu tahun pun mengenal engkau?  Rasanya seperti kita bermain XOX, kawan. Aku cuba mematikan langkah engkau dengan X. Tapi engkau tangkas melakar O. Mencuba aku perangkap engkau di penjuru dengan sebuah pangkah, tapi cepat engkau mengubah tingkah. Bila kotak-kotak hampir habis terisi di tengah dan di hujung, yang aku dapat lakukan hanyalah   play along. Ingatkah lagi engkau halnya Bukit Kutu dulu?   Kalau hati engkau tetaplah pada kembara yang datang ini, buatlah sehabisnya sebagaimana di kemba