DAY 2: MUALLAF

DAY 2: MUALLAF

It was raining all day. As if God blessed me and my mission. And I’m sure He is. The sky is grey with rain clouds, yet the subtlety of the sunray hitting the ground gave me a glimpse of hope. That today things will be just fine. And so it was.

One of the highlights for day two is I finally watched late Yasmin Ahmad’s film – Muallaf. A bit too late eh? Some of the jokes are cheesy, but as long as they are funny, who cares? But the main theme might be new,or radical to some. How the film discussed the questions of religions baffled me. The film was controversial at one time, that it was banned. Was. Well,watch it yourself. It is not as bad what as what I expected. But certainly it was better than films that show 99% social ill, 1% moral value(s???). Who loves sarcasm,go watch Muallaf.
One clear lesson l learnt today is; to be able to change and be good, choose your friends wisely. Be choosy, not picky.Yeah, I can’t understand that last line either, huhu. All I can say is, when you want fun- go to your bubbly,cheerful friends. If want you attention and help- go to your sympathetic,emphatic friends. Befriend your friends, but never unfriend a friend.To my friends:

Love is contagious
Like us
Life is suspicious
Of us
Lanes are spacious
Before us
We are the first
Then us

Scene: Rain and Rays
Soundtrack: Us by Regina Spektor

End of part 2 of 40

Comments

Post a Comment

Popular

Train to Dabong I

Image
Perjalanan Mentakab-Dabong-Mentakab adalah antara satu perjalanan yang paling bermakna dalam kehidupan dewasa aku yang tak ingin aku ulang. Bukan kerana aku tidak sukakan kereta api, bahkan bagi aku tiada kenderaan yang lebih mengujakan. Bukanlah kerana jarak perjalanannya yang panjang, malah ada yang merantau sejauh Selangor dan negara Johor. Bukan kerana perlu mengangkat beban, kerana ada yang mengheret bagasi yang jauh lebih berat. Bukanlah kerana mereka yang aku jumpa dan berjumpa kembali adalah mereka yang aku tidak berkenan, malah jika hilang seorang tidak lengkaplah perjalanan ini. Tetapi kerana pada epilog perjalanan ini, terbit rasa-rasa yang tidak sempat aku hadamkan semasa dan di antara masa kami bergelak tawa, di senggang waktu kami makan tidur, makan tidur, dan makan tidur lagi.  Malah tulisan ini adalah satu percubaan untuk aku menyusun kembali fikiran dan perasaan yang datang tak diundang, satu prakata untuk memahami prarasa tentang sesuatu yang masih janggal untuk aku k
Baca »

Dream A Little Dream of Me

Have you ever missed someone in your dreams? Like you haven't seen them in the flesh for a very long time and there they are, right in front of you, so real you can feel your skin dented under the touch of their fingers. And some time at the very end you’d figure out that it is just a mind game, and very soon the illusion will end. And dreams like these hurt so much like they’re real. And doubly painful when you're dreaming your past memories. It doesn’t even have to be a particularly special memory, just you and them doing the mundanest things in places so familiar, but places you can’t ever go back because space, sometimes moves forward like time does. You can never go back to your old house because it’s no longer yours or it’s simply not there anymore. That shared bedroom you cleaned together on Sundays. The mamak you met after a hard day at work. They cannot be yours again. Even if you try your best you can tell it’s not the same thing. The sound, the air, the light, the sm
Baca »

Bandarasa

Image
Ada yang tak sempat aku katakan Padamu yang tidak lagi hadir dalam lamunan Ketika kita bertemu di suatu bandar di hujung negeri Mencari nama pada rasa yang tidak kita mengerti Ada yang tak sempat aku fahamkan Ketika kita memerhati bandar ini dalam diam Penghuninya yang sibuk menelusur jalan-jalan yang tidak teratur Tidak seperti negeri desa yang sudah aku huni Hampir dua tahun tak lama lagi Bandar yang menjadi saksi pertemuan kita yang hampir sedekad Bandar yang menyimpan banyak rahsia dan cerita Tetapi angin selat Melaka bagaikan terhenti di sini hari ini Menyesakkan Sehingga pancaindera aku menjadi tumpul Buta dan tuli dengan kata-kata yang tersirat Sedangkan itu adalah bahasa kita Semenjak hari pertama hingga tujuh tahun lamanya Ada yang tidak sempat aku luahkan Padamu yang aku lihat tersenyum Tiada lagi garis kerisauan di dahimu Tiada lagi ketegangan dalam suaramu Engkau aku lihat tenang Apabila kita berbicara tentang masa depan Ada keyakinan dalam renung matamu Ada kesabaran dalam
Baca »